Asia School of Business

Edit Content
Executive Education
Cultivating Digital Champions: ELDP is More Than Just a Training Programme

In a landmark moment for Malaysia’s digital ecosystem, the Ministry of Digital, MyDIGITAL Corporation, and the Asia School of Business (ASB) celebrated the graduation of 205 visionary leaders from the inaugural Executive Digital Leadership Programme (EDLP).

This isn’t just another training initiative—it’s a strategic blueprint for national digital transformation.

Breaking Barriers: A Holistic Approach to Digital Leadership

The EDLP stands out by offering a comprehensive curriculum that goes beyond traditional leadership training.

Participants were immersed in a cutting-edge programme covering emerging technologies, digital leadership, cybersecurity, and critical ethical considerations.

What sets this programme apart is its star-studded lineup of technology partners, including global giants like Microsoft, Google, IBM, Amazon Web Services, Shopee, and Cisco Systems.

Voices of Transformation: Participants Share Their Insights

The programme’s impact resonates across diverse sectors.

Foo Keat Hoe from Sarawak Shell Bhd described the experience as providing “a glimpse of everything, helping you view different perspectives on how things work across industries.”

This sentiment echoes the programme’s core mission of broadening technological perspectives and fostering cross-industry innovation.

A Strategic Investment in Leadership Excellence

Gobind Singh Deo, Minister of Digital, highlighted the programme’s significance: “These 205 exceptional individuals represent more than just graduates—they are architects of Malaysia’s digital future.”

This sentiment is backed by tangible outcomes, with participants developing actionable digital transformation roadmaps and building a robust network of innovation-driven leaders.

Beyond Training: Building a Digital Ecosystem

Adrian Marcellus, CEO of MyDIGITAL Corporation, stressed on the programme’s transformative potential.

“We’re not just training leaders; we’re creating an ecosystem of digitally empowered organisations,” he said.

The programme promises to drive better decision-making, create more agile operations, and accelerate market responsiveness.

Network and Collaboration: The Hidden Curriculum

Professor Sanjay Sarma, ASB’s President and Dean, underscored the importance of networking.

“The lifelong connections formed during EDLP will be crucial in continuously driving innovation and addressing real-world challenges,” he noted.

This emphasis on collaborative learning sets the program apart from traditional executive education models.

A Glimpse into the Future

The programme represents more than a training initiative—it’s a strategic investment in Malaysia’s digital sovereignty.

As Malaysia continues to position itself as a regional digital hub, the Executive Digital Leadership Programme stands as a beacon of innovation, collaboration, and forward-thinking leadership.

Originally published by Marketing Magazine Malaysia.

JAKARTA – Asia School of Business (ASB) bekerja sama dengan MIT Sloan School of Management melihat potensi dan tantangan yang besar untuk menghadapi pertumbuhan dan transformasi bisnis di Asia Tenggara.

ASB pun siap memberikan kesempatan kepada para profesional asal Indonesia untuk menjadi calon pemimpin bisnis masa depan di Asia Tenggara.  CEO, Presiden, dan Dekan ASB Sanjay Sarma menyatakan di era di mana kebutuhan Indonesia akan pemimpin bisnis yang berkualitas makin mendesak, maka program MBA (Master of Business
Administration) ASB menawarkan perpaduan langka antara pembelajaran teoretis dan praktis.

Sanjay menjelaskan program MBA ini memiliki durasi selama 12 bulan.  Program ini, kata dia, merupakan satu-satunya di kawasan ini yang menggabungkan pembelajaran akademis yang ketat dengan pengalaman langsung dalam action learning di seluruh Asia. Menurut Sanjay, program itu sejalan dengan momen penting Indonesia, di mana terjadinya peningkatan permintaan terhadap pemimpin bisnis yang terampil dan terus berkembang.

Sanjay melihat saat ini para pengusaha lokal semakin menghargai nilai pendidikan manajemen tingkat lanjut. “Diperkirakan 80 persen perusahaan di Indonesia yang kini mendukung karyawan mereka untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Bagi lulusan MBA, hal ini menjadi keuntungan besar karena gaji rata-rata setelah lulus MBA di Indonesia dilaporkan meningkat sebesar 25-40 persen, salah satu yang tertinggi di kawasan ini,” tuturnya.

Sanjay memahami adanya peningkatan permintaan regional untuk keterampilan dalam mengelola bisnis ini. Sebagai contoh, kata dia, pada 2024, rata-rata kenaikan gaji di Indonesia mencapai 6,5 persen dengan kenaikan serupa diperkirakan akan terjadi pada 2025, didorong oleh kekurangan talenta dan tekanan inflasi. “Hal ini menempatkan lulusan MBA dalam posisi yang unggul untuk memanfaatkan tren tersebut, terutama di bidang-bidang dengan pertumbuhan tinggi seperti teknologi, keuangan, dan manajemen,” ujarnya.

Sanjay mengatakan dengan desain praktis dari program maka memungkinkan siswa untuk terlibat langsung dengan tantangan bisnis yang berlangsung di berbagai pasar serta memberikan landasan kuat untuk kepemimpinan yang efektif.  Adapun program kurikulum yang diberikan, kata dia, mencakup program imersif di MIT Sloan, serta proyek Action Learning di seluruh Asia Tenggara, yang memberikan beragam pengalaman yang jarang ditemui di program MBA tradisional. Untuk biaya program MBA ASB ini dipatok sekitar USD 35 ribu yang mencakup semua materi kuliah, akomodasi selama program Imersi di MIT, serta biaya perjalanan untuk proyek Action Learning di luar Malaysia. 

“Pendekatan komprehensif ini memastikan siswa mendapatkan dukungan penuh selama tahun studi yang intensif,” ujarnya. Lebih jauh ASB menawarkan ekstensi MBA+, yang memungkinkan siswa untuk melanjutkan satu semester tambahan atau bahkan meraih gelar Master of Science in Management Studies di MIT Sloan.  “Opsi ekstensi ini ditujukan bagi mereka yang ingin memperdalam keahlian di bidang bisnis tertentu, meningkatkan jalur karir, dan mempersiapkan diri untuk peran kepemimpinan,” kata Sanjay.

Salah satu lulusan ASB Ivan Ramdhani, dari Jakarta, mengatakan dia mendapatkan kesempatan belajar MBA di ASB ini sangat transformatif.  Kombinasi antara mata kuliah yang intensif, proyek Action Learning praktis, dan imersi di MIT Sloan memberikannya wawasan yang komprehensif tentang praktik bisnis global dan regional. “Pengalaman holistik ini tidak hanya memperluas perspektif saya, tetapi juga berperan penting dalam membangun peran kepemimpinan saya saat ini,” kata Ivan.

Originally published by JPNN.

Jakarta, Jurnas.com- Asia School of Business (ASB) siap memberikan kesempatan kepada para profesional asal Indonesia untuk menjadi calon pemimpin bisnis masa depan di Asia Tenggara. Bekerjasama dengan MIT Sloan School of Management, ASB melihat potensi dan tantangan yang besar untuk menghadapi pertumbuhan dan transformasi bisnis di Asia Tenggara.

“Di era di mana kebutuhan Indonesia akan pemimpin bisnis yang berkualitas semakin mendesak, maka program MBA (Master of Business Administration) ASB menawarkan perpaduan langka antara pembelajaran teoretis dan praktis,” kata Sanjay Sarma, CEO, Presiden, dan Dekan ASB, dalam keterangannya kepada media di Jakarta, baru-baru ini.

Sanjay menjelaskan program MBA ini memiliki durasi selama 12 bulan. Program ini, kata dia, merupakan satu-satunya di kawasan ini yang menggabungkan pembelajaran akademis yang ketat dengan pengalaman langsung dalam action learning di seluruh Asia.

Ajakan pendaftaran ini, menurut Sanjay, sejalan dengan momen penting Indonesia, dimana terjadinya peningkatan permintaan terhadap pemimpin bisnis yang terampil dan terus berkembang. Ia melihat saat ini para pengusaha lokal semakin menghargai nilai pendidikan manajemen tingkat lanjut.

“Diperkirakan 80% perusahaan di Indonesia yang kini mendukung karyawan mereka untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Bagi lulusan MBA, hal ini menjadi keuntungan besar karena gaji rata-rata setelah lulus MBA di Indonesia dilaporkan meningkat sebesar 25-40%, salah satu yang tertinggi di kawasan ini,” tuturnya.

Sanjay memahami adanya peningkatan permintaan regional untuk keterampilan dalam mengelola bisnis ini. Sebagai contoh, kata dia, pada 2024, rata-rata kenaikan gaji di Indonesia mencapai 6,5%, dengan kenaikan serupa diperkirakan akan terjadi pada 2025, didorong oleh kekurangan talenta dan tekanan inflasi.

“Hal ini menempatkan lulusan MBA dalam posisi yang unggul untuk memanfaatkan tren tersebut, terutama di bidang-bidang dengan pertumbuhan tinggi seperti teknologi, keuangan, dan manajemen,” paparnya.

Sanjay mengatakan dengan desain praktis dari program maka memungkinkan siswa untuk terlibat langsung dengan tantangan bisnis yang berlangsung di berbagai pasar serta memberikan landasan kuat untuk kepemimpinan yang efektif. Untuk program kurikulum yang diberikan, kata dia, mencakup program imersif di MIT Sloan, serta proyek Action Learning di seluruh Asia Tenggara, yang memberikan beragam pengalaman yang jarang ditemui di program MBA tradisional.

Untuk biaya program MBA ASB ini dipatok sekitar USD 35.000. Di dalamnya mencakup semua materi kuliah, akomodasi selama program Imersi di MIT, serta biaya perjalanan untuk proyek Action Learning di luar Malaysia. “Pendekatan komprehensif ini memastikan siswa mendapatkan dukungan penuh selama tahun studi yang intensif,” tandasnya.

Originally published by Jurnas.

JAKARTA, – Jakarta.Suaramerdeka.com, – Asia School of Business (ASB) siap memberikan kesempatan kepada para profesional asal Indonesia untuk menjadi calon pemimpin bisnis masa depan di Asia Tenggara. Bekerjasama dengan MIT Sloan School of Management, ASB melihat potensi dan tantangan yang besar untuk menghadapi pertumbuhan dan transformasi bisnis di Asia Tenggara.

“Di era di mana kebutuhan Indonesia akan pemimpin bisnis yang berkualitas semakin mendesak, maka program MBA (Master of Business Administration) ASB menawarkan perpaduan langka antara pembelajaran teoretis dan praktis,” kata Sanjay Sarma, CEO, Presiden, dan Dekan ASB, di Jakarta baru-baru ini.

Sanjay menjelaskan program MBA ini memiliki durasi selama 12 bulan. Program ini, kata dia, merupakan satu-satunya di kawasan ini yang menggabungkan pembelajaran akademis yang ketat dengan pengalaman langsung dalam action learning di seluruh Asia.

Ajakan pendaftaran ini, menurut Sanjay, sejalan dengan momen penting Indonesia, dimana terjadinya peningkatan permintaan terhadap pemimpin bisnis yang terampil dan terus berkembang. Ia melihat saat ini para pengusaha lokal semakin menghargai nilai pendidikan manajemen tingkat lanjut.

“Diperkirakan 80% perusahaan di Indonesia yang kini mendukung karyawan mereka untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Bagi lulusan MBA, hal ini menjadi keuntungan besar karena gaji rata-rata setelah lulus MBA di Indonesia dilaporkan meningkat sebesar 25-40%, salah satu yang tertinggi di kawasan ini,” tuturnya.

Sanjay memahami adanya peningkatan permintaan regional untuk keterampilan dalam mengelola bisnis ini. Sebagai contoh, kata dia, pada 2024, rata-rata kenaikan gaji di Indonesia mencapai 6,5%, dengan kenaikan serupa diperkirakan akan terjadi pada 2025, didorong oleh kekurangan talenta dan tekanan inflasi.

“Hal ini menempatkan lulusan MBA dalam posisi yang unggul untuk memanfaatkan tren tersebut, terutama di bidang-bidang dengan pertumbuhan tinggi seperti teknologi, keuangan, dan manajemen,” ujarnya.

Sanjay mengatakan dengan desain praktis dari program maka memungkinkan siswa untuk terlibat langsung dengan tantangan bisnis yang berlangsung di berbagai pasar serta memberikan landasan kuat untuk kepemimpinan yang efektif.

Untuk program kurikulum yang diberikan, kata dia, mencakup program imersif di MIT Sloan, serta proyek Action Learning di seluruh Asia Tenggara, yang memberikan beragam pengalaman yang jarang ditemui di program MBA tradisional.

Untuk biaya program MBA ASB ini dipatok sekitar USD 35.000. Di dalamnya mencakup semua materi kuliah, akomodasi selama program Imersi di MIT, serta biaya perjalanan untuk proyek Action Learning di luar Malaysia.

“Pendekatan komprehensif ini memastikan siswa mendapatkan dukungan penuh selama tahun studi yang intensif,” ujarnya.

Lebih jauh ASB menawarkan ekstensi MBA+, yang memungkinkan siswa untuk melanjutkan satu semester tambahan atau bahkan meraih gelar Master of Science in Management Studies di MIT Sloan. “Opsi ekstensi ini ditujukan bagi mereka yang ingin memperdalam keahlian di bidang bisnis tertentu, meningkatkan jalur karir, dan mempersiapkan diri untuk peran kepemimpinan,” kata Sanjay.

Mengingat pengalamannya, lulusan baru Ivan Ramdhani, 37, dari Jakarta, mengatakan, mendapatkan kesempatan belajar MBA di ASB ini sangat transformatif. Kombinasi antara mata kuliah yang intensif, proyek Action Learning praktis, dan imersi di MIT Sloan memberikannya wawasan yang komprehensif tentang praktik bisnis global dan regional.

“Pengalaman holistik ini tidak hanya memperluas perspektif saya, tetapi juga berperan penting dalam membangun peran kepemimpinan saya saat ini,” katanya.

Sanjay mengatakan komitmen ASB terhadap pembelajaran seumur hidup melampaui program MBA inti yang ditawarkan. Melalui inisiatif Agile Continuous Education (ACE), para profesional dapat mengakses kursus fleksibel yang dapat diambil sesuai permintaan, dirancang untuk meningkatkan keterampilan dan beradaptasi dengan pasar kerja yang terus berkembang.

Originally published by Suara Merdeka.

JAKARTADAILY.ID – The Asia School of Business (ASB), in partnership with the MIT Sloan School of Management, invites Indonesian professionals to apply for its unique 12-month MBA program. The program, the only one of its kind in Southeast Asia, combines rigorous academic coursework with hands-on Action Learning projects across the region.

Various research indicates that Indonesia is facing a growing demand for skilled business leaders, with local companies increasingly supporting employees pursuing higher education. An estimated 80% of businesses in the country back such initiatives, while MBA graduates see average salary increases of 25–40 percent, among the highest in the region.

“In an era where Indonesia’s need for qualified business leaders is more critical than ever, ASB’s MBA program offers a rare combination of theoretical and practical learning,” said Sanjay Sarma, CEO, President, and Dean of ASB.

The program includes an immersive experience at MIT Sloan in Cambridge, Massachusetts, and Action Learning projects across Southeast Asia, providing participants with a blend of global and regional insights. Tuition is set at $35,000, covering course materials, accommodation during the MIT immersion, and travel for international projects.

For those seeking additional expertise, ASB offers an MBA+ extension, allowing students to pursue an extra semester or a Master of Science in Management Studies at MIT Sloan.

Jakarta-based graduate Ivan Ramdhani, 37, praised the program’s impact.

“The ASB MBA experience was transformative. The combination of intensive coursework, practical Action Learning projects, and the MIT Sloan immersion provided me with a comprehensive understanding of global and regional business practices. This holistic experience not only broadened my perspective but also played a crucial role in securing my current leadership role,” he said.

Originally published by Jakarta Daily.

The Ministry of Digital, in partnership with MyDIGITAL Corporation and the Asia School of Business (ASB), celebrated the graduation of 205 participants from the inaugural Executive Digital Leadership Programme (EDLP), designed to empower leaders for the nation’s digital transformation.

Minister of Digital Gobind Singh Deo highlighted the programme’s importance, stating, “For the 205 exceptional individuals who have completed the Executive Digital Leadership Programme (EDLP), their achievements symbolise a step forward for Malaysia’s digital future. This is more than just a programme; it is a strategic investment in leadership excellence.”

CEO of MyDIGITAL Corporation Adrian Marcellus, noted the transformative potential of the graduates, saying, “This graduation is a testament to Malaysia’s commitment to cultivating digitally empowered organisations. The skills acquired by EDLP participants will drive better decision-making, more agile operations, personalised customer experiences, and increase speed to market.”

ASB CEO, President and Dean, Professor Sanjay Sarma, added, “Through EDLP, participants have not only developed actionable digital transformation roadmaps but have also gained a lifelong network of digital leaders to continue driving innovation and addressing real-world challenges effectively.”

The programme covered emerging technologies, digital leadership, cybersecurity, and ethics, with sessions featuring technology giants like Microsoft, Google, IBM, Amazon Web Services, Shopee, and Cisco Systems.

Participants from various sectors shared their insights on the programme. Data Quality and Digitalisation Lead at Sarawak Shell Bhd Foo Keat Hoe described it as providing “a glimpse of everything, helping you view different perspectives on how things work across industries.” Meanwhile, Hizam bin Ghazali, General Manager at TM Technology Services Sdn Bhd, commended the programme’s structure, which combined in-person lectures, online courses, and expert consultations.

Datin Rosliza Rosli, Director at the Ministry of Education, praised the opportunities for collaboration and networking, noting, “The valuable takeaways provided fresh insights, which my organisation can directly benefit from.”

The EDLP is positioned to contribute significantly to Malaysia’s digital transformation, equipping leaders with the skills and network needed to drive innovation and growth.

Originally published by Business Today.

JAKARTA – Asia School of Business (ASB) memberikan kesempatan kepada para profesional asal Indonesia untuk menjadi calon pemimpin bisnis masa depan di Asia Tenggara. Bekerja sama dengan MIT Sloan School of Management, ASB melihat potensi dan tantangan yang besar untuk menghadapi pertumbuhan dan transformasi bisnis di Asia Tenggara.

“Di era di mana kebutuhan Indonesia akan pemimpin bisnis yang berkualitas semakin mendesak, maka program MBA (Master of Business Administration) ASB menawarkan perpaduan langka antara pembelajaran teoretis dan praktis,” kata Sanjay Sarma, CEO, Presiden, dan Dekan ASB, dalam keterangannya kepada media di Jakarta, Kamis (28/11/2024).

Sanjay menjelaskan program MBA ini memiliki durasi selama 12 bulan. Program ini, kata dia, merupakan satu-satunya di kawasan ini yang menggabungkan pembelajaran akademis yang ketat dengan pengalaman langsung dalam action learning di seluruh Asia.

Ajakan pendaftaran ini, menurut Sanjay, sejalan dengan momen penting Indonesia, dimana terjadinya peningkatan permintaan terhadap pemimpin bisnis yang terampil dan terus berkembang. Ia melihat saat ini para pengusaha lokal semakin menghargai nilai pendidikan manajemen tingkat lanjut.

“Diperkirakan 80% perusahaan di Indonesia yang kini mendukung karyawan mereka untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Bagi lulusan MBA, hal ini menjadi keuntungan besar karena gaji rata-rata setelah lulus MBA di Indonesia dilaporkan meningkat sebesar 25-40%, salah satu yang tertinggi di kawasan ini,” tuturnya.

Sanjay memahami adanya peningkatan permintaan regional untuk keterampilan dalam mengelola bisnis ini. Sebagai contoh, kata dia, pada 2024, rata-rata kenaikan gaji di Indonesia mencapai 6,5%, dengan kenaikan serupa diperkirakan akan terjadi pada 2025, didorong oleh kekurangan talenta dan tekanan inflasi.

“Hal ini menempatkan lulusan MBA dalam posisi yang unggul untuk memanfaatkan tren tersebut, terutama di bidang-bidang dengan pertumbuhan tinggi seperti teknologi, keuangan, dan manajemen,” ujarnya.

Sanjay mengatakan dengan desain praktis dari program maka memungkinkan siswa untuk terlibat langsung dengan tantangan bisnis yang berlangsung di berbagai pasar serta memberikan landasan kuat untuk kepemimpinan yang efektif.

Untuk program kurikulum yang diberikan, kata dia, mencakup program imersif di MIT Sloan, serta proyek Action Learning di seluruh Asia Tenggara, yang memberikan beragam pengalaman yang jarang ditemui di program MBA tradisional.

Originally published by Sindonews.

EDUKASI –  JAKARTA. Asia School of Business (ASB), yang bekerjasama dengan MIT Sloan School of Management, membuka kesempatan bagi profesional Indonesia untuk mengikuti program Master of Business Administration (MBA). 

Program ini dirancang untuk mempersiapkan pemimpin bisnis masa depan dalam menghadapi tantangan pertumbuhan dan transformasi di Asia Tenggara. 

“Di era di mana kebutuhan Indonesia akan pemimpin bisnis yang berkualitas semakin mendesak, maka program MBA ASB menawarkan perpaduan langka antara pembelajaran teoretis dan praktis,” kata Sanjay Sarma, CEO, Presiden, dan Dekan ASB, dalam siaran pers, Kamis (28/11/2024).  

Program MBA ASB berdurasi 12 bulan dan menggabungkan pembelajaran akademis dengan pengalaman langsung melalui proyek action learning di berbagai negara Asia. Menurut Sanjay, program ini relevan dengan meningkatnya permintaan akan pemimpin bisnis di Indonesia.  

“Diperkirakan 80% perusahaan di Indonesia kini mendukung karyawan mereka untuk melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi. Bagi lulusan MBA, ini menjadi keuntungan besar karena gaji rata-rata mereka meningkat 25%-40%, salah satu yang tertinggi di kawasan,” ujarnya.  

Sanjay juga menyoroti tren kenaikan gaji di Indonesia yang diproyeksikan mencapai 6,5% pada 2024, dengan kenaikan serupa diperkirakan pada 2025. Tren ini, menurutnya, membuka peluang besar bagi lulusan MBA, terutama di sektor teknologi, keuangan, dan manajemen.  

Program MBA ASB mencakup pengalaman imersif di MIT Sloan dan proyek action learning di Asia Tenggara. Biaya program ini sekitar US$ 35.000, termasuk akomodasi selama program di MIT dan biaya perjalanan untuk proyek di luar Malaysia.  

ASB juga menawarkan opsi ekstensi MBA+ bagi peserta yang ingin melanjutkan satu semester tambahan atau meraih gelar Master of Science in Management Studies di MIT Sloan. 

“Opsi ini dirancang bagi mereka yang ingin memperdalam keahlian di bidang tertentu dan mempersiapkan diri untuk peran kepemimpinan,” tambah Sanjay.  

Lulusan program ini, Ivan Ramdhani, berbagi pengalamannya. “Kombinasi antara mata kuliah intensif, proyek action learning, dan imersi di MIT Sloan memberikan wawasan komprehensif tentang praktik bisnis global dan regional,” katanya.  

Selain program MBA, ASB juga menawarkan inisiatif Agile Continuous Education (ACE) untuk mendukung pembelajaran seumur hidup. Program ini memungkinkan profesional mengikuti kursus fleksibel sesuai kebutuhan dan memberikan jalur menuju program MBA atau EMBA ASB dengan kredit yang dapat ditransfer.

Originally published by Kontan.

DIPERKIRAKAN 80% perusahaan di Indonesia yang kini mendukung karyawan mereka untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Bagi lulusan MBA, hal ini menjadi keuntungan besar. Soalnya, gaji rata-rata lulusan MBA (Master of Business Administration) di Indonesia dilaporkan meningkat sebesar 25%-40%. Ini menjadi salah satu yang tertinggi di kawasan Asia.

Itu disampaikan Sanjay Sarma, CEO, Presiden, dan Dekan Asia School of Business (ASB), dalam keterangannya kepada media di Jakarta, Kamis (28/11/2024). Sanjay memahami ada peningkatan permintaan regional untuk keterampilan dalam mengelola bisnis ini. Sebagai contoh, kata dia, pada 2024, rata-rata kenaikan gaji di Indonesia mencapai 6,5% dengan kenaikan serupa diperkirakan terjadi pada 2025 didorong oleh kekurangan talenta dan tekanan inflasi. 

“Hal ini menempatkan lulusan MBA dalam posisi yang unggul untuk memanfaatkan tren tersebut, terutama di bidang-bidang dengan pertumbuhan tinggi seperti teknologi, keuangan, dan manajemen,” ujarnya. Karena itu, ASB bekerja sama dengan MIT Sloan School of Management siap memberikan kesempatan kepada para profesional asal Indonesia untuk menjadi calon pemimpin bisnis masa depan di Asia Tenggara. 

“Di era kebutuhan Indonesia terjadap pemimpin bisnis yang berkualitas semakin mendesak, program MBA ASB menawarkan perpaduan langka antara pembelajaran teoretis dan praktis,” kata Sanjay. Program MBA ini memiliki durasi selama 12 bulan. Program ini, kata dia, merupakan satu-satunya yang menggabungkan pembelajaran akademis yang ketat dengan pengalaman langsung dalam action learning di seluruh Asia.

Untuk biaya program MBA ASB ini dipatok sekitar US$35.000. Di dalamnya mencakup semua materi kuliah, akomodasi selama program Imersi di MIT, serta biaya perjalanan untuk proyek Action Learning di luar Malaysia. “Pendekatan komprehensif ini memastikan siswa mendapatkan dukungan penuh selama tahun studi yang intensif,” ujarnya.

Lebih jauh ASB menawarkan ekstensi MBA+ yang memungkinkan siswa untuk melanjutkan satu semester tambahan atau bahkan meraih gelar Master of Science in Management Studies di MIT Sloan. “Opsi ekstensi ini ditujukan bagi mereka yang ingin memperdalam keahlian di bidang bisnis tertentu, meningkatkan jalur karier, dan mempersiapkan diri untuk peran kepemimpinan,” kata Sanjay. (Z-2)

Originally published by Media Indonesia.

Scheduled Preventive Maintenance

We will be performing preventive maintenance on the ASB website on:

Date: Sunday, December 7, 2025
Time: 12:00 AM – 3:00 AM (Malaysia Time)

During this period, the website will be unavailable to access. We apologize for any inconvenience and appreciate your understanding.